Bertemu orang yang berduka

Pernahkah Anda mengunjungi teman Anda yang sedang berduka karena kehilangan orang yang disayanginya? Bila Anda kemudian berusaha menemani teman itu melewati masa dukanya, berapa lama biasanya Anda bertahan?

Pengalaman saya, kalau yang berduka itu adalah keluarga dekat atau sahabat dekat yang berinteraksi dengan kita sehari-hari, maka kita bisa jadi menemaninya dalam waktu yang lama. Namun kalau kita tidak sering berinteraksi, maka jarang kita dapat bertahan lama menemani.

Amatan saya itu tidak selalu benar. Ada juga kasus yang saya temui kalau ada orang-orang yang tetap berupaya mendampingi orang lain yang berduka meski jarang berinteraksi di kesehariannya. Bahkan ada juga yang sebenarnya tak saling kenal, tapi kemudian karena dorongan tertentu memilih untuk berkomitmen mendampingi orang yang berduka selama yang dibutuhkan.

Pengalaman saya, juga amatan saya terhadap orang lain, ketika kita menemui orang-orang yang berduka, reaksi kita di satu sisi cenderung bersimpati, sementara di sisi lain kita mungkin akan menjaga jarak.

Seorang teman saya mengajarkan kalau kita dapat belajar dari orang-orang yang berduka. Belajar tentang keterbatasan diri kita sendiri, juga tentang bagaimana bersiap mengalami dan mengahadapi kesedihan.

Teman saya itu juga mengatakan beberapa hal bila ada keluarga, sahabat, atau teman kita yang berduka: sebisa mungkin kita menemui mereka yang berduka di mana pun mereka berada; kita perlu mencari tahu apa yang mereka butuhkan lalu bertanya pada diri kita apa yang bisa kita lakukan untuk membantu walau skala bantuan itu kecil.