Tentang SOP (standard operating procedure)

SOP (standard operating procedure) memiliki fungsi sebagai kerangka untuk tindakan orang-orang yang ada di dalam sebuah organisasi. SOP secara sederhana, seperti layaknya jurnalistik, berkaitan dengan apa, bagaimana, kapan, mengapa, dan siapa.

Mengapa organisasi memerlukan SOP (standard operating procedure)?

Pertama, menghemat waktu dan uang. Dengan SOP, proses pengerjaan sesuatu menjadi lebih singkat. Ini berakibat lebih banyak yang dapat diselesaikan dalam waktu yang mungkin lebih sedikit.

Kedua, menjaga konsistensi. Melalui SOP, siapa pun yang mengerjakan (menggantikan) sebuah tugas tertentu bisa menyelesaikan tugas itu dengan cara yang benar.

Ketiga, meminta pertanggungjawaban anggota organisasi. Dengan adanya SOP, pengawasan dan evaluasi terhadap anggota organisasi dapat dilaksanakan. Misalnya, apakah anggota itu telah menjalankan tugasnya sesuai urutan-urutan dalam SOP atau berapa kali anggota itu melakukan pelanggaran padahal arahan dalam SOP sudah jelas.

SOP (standard operating procedure) yang baik adalah yang dibuat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman orang yang ada di lapangan. Orang yang melakukan atau berhadapan langsung dengan tugas dan ragam permasalahannya. Selain itu, SOP perlu mengalami perbaikan dan penyempurnaan terus-menerus hingga dapat efektif dan efisien.

Gagasan untuk tulisan ini diperoleh dari informasi dalam berita harian Kompas, “Tak Perlu Buru-buru Buka Sekolah”, 23 Juni 2020, halaman 1.