Konten yang adaptif (adaptive content)

Konten yang adaptif (adaptive content) pada dasarnya adalah pendekatan untuk menyampaikan pesan yang ditargetkan berdasarkan pada apa yang Anda ketahui tentang pengguna (user).

Noz Urbina, seorang content stategist, mendefinisikan konten yang adaptif sebagai teknik dari strategi konten yang didesain untuk mendukung interaksi yang bermakna dan dipersonalisasi pada semua saluran (channels). Konten semacam ini dipahami, direncanakan, dan dikembangkan di sekitar pelanggan: konteks mereka, mood mereka, tujuan mereka.

Dalam buku, The Language of Content Strategy, si penulisnya Charles Cooper mendefinisikan konten yang adaptif adalah konten yang didesain untuk beradaptasi dengan kebutuhan pelanggan (customer) dalam substansi dan kapabilitasnya. Konten yang adaptif secara otomatis merespon ukuran layar (screen size) dan orientasi perangkat apa pun, namun melangkah lebih jauh dengan menampilkan konten yang relevan dengan memanfaatkan sepenuhnya kapabilitas spesifik dari perangkat yang digunakan.

Karen McGrane memahami konten yang adaptif sebagai teknik yang didesain sebuah organisasi (si penyedia konten) agar dapat disesuaikan dengan pengalaman penggunanya. Misalnya, bentuk konten dapat disesuaikan dengan konteks pengguna, seperti lokasi atau waktu.

Karen McGrane dalam presentasinya sering menyebutkan sejumlah faktor dari pengguna yang berkaitan dengan penerapan konten yang adaptif. Faktor-faktor itu adalah:

-. Perangkat (sistem operasi, mobile, tablet, desktop, resolusi layar).
-. Konteks (waktu, lokasi, kecepatan, kelembaban, temperatur).
-. Orang (umur, jenis kelamin, tahap kehidupan, bahasa, hubungan-hubungan).

Faktor-faktor seperti itu sulit diterapkan secara keseluruhan terhadap konten. Ini sebenarnya adalah masukan untuk mengembangkan strategi terhadap konten yang Anda buat sehingga dapat menghadirkan pengalaman personal bagi pengguna yang mengonsumsi konten Anda.