Prinsip “fair play” dikenal luas sebagai salah satu keutamaan dalam dunia olahraga. Walau sebenarnya prinsip ini dapat dan seharusnya diterapkan dalam semua konteks kehidupan.
Bagaimana menerapkan “fair play”? Tentu mulai dari yang paling sederhana, yakni memperlakukan semua orang secara sama dan tidak memihak. Tindakan (nilai) ini mungkin lebih dikenal dengan kata “fairness”.
K. Bertens, dalam bukunya Pengantar Etika Bisnis, menjelaskan bahwa:
Sebagai sebuah nilai, kewajaran (fairness) dan keadilan (justice) adalah dasar-dasar dari prinsip “fair play”
Apa yang harus dilakukan agar kondisi “fair play” terjadi?
Seperti yang disebut di awal, mulailah dengan membuat aturan main dan sikap yang memperlakukan semua orang secara sama dan tak memihak. Tak boleh ada prasangka. Pembuatan keputusan harus berdasarkan informasi yang tepat, lengkap, dan berimbang.
Bagaimana menerapkan “fair play”? Tentu mulai dari yang paling sederhana, yakni memperlakukan semua orang secara sama dan tidak memihak. Tindakan (nilai) ini mungkin lebih dikenal dengan kata “fairness”.
K. Bertens, dalam bukunya Pengantar Etika Bisnis, menjelaskan bahwa:
“Kata Inggris ini sulit diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kerap kali diberi terjemahan “keadilan” dan memang fairness dekat dengan paham “keadilan” tapi tidak sama juga. Barangkali terjemahan yang tidak terlalu meleset adalah: sikap wajar. Fairness adalah kesediaan untuk memberikan apa yang wajar kepada semua orang dan dengan “wajar” dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu transaksi."
Sebagai sebuah nilai, kewajaran (fairness) dan keadilan (justice) adalah dasar-dasar dari prinsip “fair play”
Apa yang harus dilakukan agar kondisi “fair play” terjadi?
Seperti yang disebut di awal, mulailah dengan membuat aturan main dan sikap yang memperlakukan semua orang secara sama dan tak memihak. Tak boleh ada prasangka. Pembuatan keputusan harus berdasarkan informasi yang tepat, lengkap, dan berimbang.