Pilihan, memilih, dipilih

Kemarin malam, saya berdiskusi dengan sahabat tentang pilihan, memilih, dan dipilih. Contoh isu dan konteksnya beragam. Mulai dari proses pemilu Indonesia 2014, peluang bisnis, hingga keputusan pribadi tentang masa depan (kesehatan, pekerjaan, keluarga).

Dari diskusi itu, saya menemukan beberapa hal (peringatan: Anda boleh memilih, percaya atau ragu terhadap hal-hal ini):
    • Memiliki pengetahuan yang semakin lengkap membantu untuk menentukan pilihan.
    • Menganggap apa yang sudah kita pilih sekarang hanya satu-satunya yang bisa kita lakukan, kita sebenarnya tak cukup perhatian pada pilihan lain yang tersedia.
    • Ketika akhirnya memilih, akibat yang tak terhindarkan bukan hanya keberhasilannya, tapi sekaligus bertanggung jawab bila gagal.
    • Mimpi atau harapan bisa musnah, kalau kita membatasi pilihan-pilihan yang bisa dibuat.
    • Pertanyaan penting: bukan hanya apa yang dipilih, tapi alasan mengapa menentukan pilihan yang ini dan bukan yang itu.
    • Dapat dipercaya dan menarik perhatian menjadi faktor penting untuk dipilih.
    • Untuk pilihan-pilihan sulit, seringkali membutuhkan keberanian dan pengorbanan besar.
    Yang saya sebutkan di atas bukan resep terbaik. Namun, mungkin dapat jadi pertimbangan untuk membantu Anda melangkah ke depan.