Keberhasilan: bisa direncanakan atau hanya keberuntungan

Setiap orang yang memiliki rencana akan berhasil. Setiap orang yang bekerja keras akan berhasil. Setiap orang yang bekerja cerdas akan berhasil. Bila Anda memiliki jejaring yang luas atau modal finansial yang banyak maka Anda akan berhasil. Ada orang yang berhasil karena ia lebih beruntung daripada orang lainnya.

Dari semua kalimat di atas, mana yang paling menjadi penentu keberhasilan? Menurut saya, semuanya dapat jadi jawaban.

Rencana tak selalu menunjukkan secara gamblang situasi nyata yang terjadi dan masa depan sulit sekali diprediksi.

Bekerja keras sering menyebabkan kelelahan atau stres karena lamanya waktu kerja dan kelebihan beban kerja.

Bekerja cerdas memberi kesempatan untuk memahami bagaimana proses dari pekerjaan yang dilakukan. Biasanya kerja cerdas melibatkan analisis tentang tahap demi tahap dari proses kerja, bereksperimen, dan mengevaluasi. Itu semua menyebabkan lebih banyak proses berpikir dan mencoba berbagai cara sehingga sering tak tuntas menguasai satu metode.

Koneksi dan jalinan relasi yang banyak, juga kekuatan uang dapat menjadi modal yang membawa Anda kemana-mana. Tapi bila kualitas kerja atau karya Anda buruk, cepat atau lambat orang akan meninggalkan Anda.

Percayakah Anda bahwa orang lain berhasil karena lebih beruntung daripada Anda? Bila Anda meyakini itu, boleh jadi Anda sebenarnya belum menemukan atau mengenali kekuatan dan kelemahan Anda. Menilik pada orang-orang yang sukses, mereka percaya diri karena mengenali siapa diri mereka dan di mana tempat mereka berada di dunia ini.

Ada ungkapan: keberhasilan meninggalkan jejak. Kita hanya perlu mengikuti jejak-jejak orang yang berhasil sebelum kita dan nantinya kita juga akan berhasil. Ini bisa jadi alternatif. Namun kenyataan hidup tak selalu seperti itu.

Alternatif lainnya adalah rakit ulang hal-hal yang sudah ada atau membuat sesuatu yang baru sama sekali sehingga tercipta versi Anda sendiri.