Apa yang membuat satu tulisan atau berita menjadi kisah yang menyebar? Mengapa ada peristiwa, kata-kata, atau kalimat yang diceritakan pada banyak orang?
Dalam dunia pemasaran lewat konten (content marketing), ini disebut viral content. Apa yang membuat konten semacam ini menjadi viral secara online. Apa yang membuatnya beredar secara cepat dan luas dari satu orang ke orang lain?
Dari penelitian bertajuk "Social Transmission, Emotion, and the Virality of Online Content" yang dilakukan oleh Jonah Berger dan Katherine L. Milkman dari Wharton Business School pada tahun 2010, ditemukan adanya hubungan kuat antara emosi (baik positif, maupun negatif) di dalam konten dengan konten yang menjadi viral.
Penelitian itu menunjukkan bahwa konten yang mengandung emosi positif (misal: kegembiraan) lebih viral daripada konten yang mengandung emosi negatif (misal: kesedihan, kemarahan).
Studi dari Fractl tentang foto-gambar-grafis yang menjadi viral (viral images), yang diulas oleh Kelsey Libert di Buffer, menunjukkan hasil bahwa ada konten yang mengandung perasaan positif mempengaruhi orang untuk melihat atau membaca konten tersebut. Perasaan-perasaan positif itu di antaranya adalah kegembiraan, ketertarikan, antisipasi, dan kepercayaan.
Hasil dari dua penelitian tersebut menunjukkan bahwa konten yang memiliki elemen emosi positif menjadi bagian penting yang membuat konten disebarluaskan.
Isi konten yang menginspirasi, menyediakan solusi, serta memiliki langkah-langkah aksi adalah salah satu syarat konten yang memikat. Lebih-lebih lagi, bila Anda memiliki cara pandang yang unik dan melengkapinya dengan pesan yang mengandung emosi positif.
Dalam dunia pemasaran lewat konten (content marketing), ini disebut viral content. Apa yang membuat konten semacam ini menjadi viral secara online. Apa yang membuatnya beredar secara cepat dan luas dari satu orang ke orang lain?
Dari penelitian bertajuk "Social Transmission, Emotion, and the Virality of Online Content" yang dilakukan oleh Jonah Berger dan Katherine L. Milkman dari Wharton Business School pada tahun 2010, ditemukan adanya hubungan kuat antara emosi (baik positif, maupun negatif) di dalam konten dengan konten yang menjadi viral.
Penelitian itu menunjukkan bahwa konten yang mengandung emosi positif (misal: kegembiraan) lebih viral daripada konten yang mengandung emosi negatif (misal: kesedihan, kemarahan).
Studi dari Fractl tentang foto-gambar-grafis yang menjadi viral (viral images), yang diulas oleh Kelsey Libert di Buffer, menunjukkan hasil bahwa ada konten yang mengandung perasaan positif mempengaruhi orang untuk melihat atau membaca konten tersebut. Perasaan-perasaan positif itu di antaranya adalah kegembiraan, ketertarikan, antisipasi, dan kepercayaan.
Hasil dari dua penelitian tersebut menunjukkan bahwa konten yang memiliki elemen emosi positif menjadi bagian penting yang membuat konten disebarluaskan.
Isi konten yang menginspirasi, menyediakan solusi, serta memiliki langkah-langkah aksi adalah salah satu syarat konten yang memikat. Lebih-lebih lagi, bila Anda memiliki cara pandang yang unik dan melengkapinya dengan pesan yang mengandung emosi positif.