Bila profesi Anda berhubungan dengan website (juga blog), apa elemen yang terpenting dalam pembuatan dan pemeliharaannya. Manakah yang paling vital: kebergunaan (usability), arsitektur informasi (architecture information), desain web, atau konten?
Saya mencoba menelusuri beberapa bacaan tentang dasar atau prinsip mengenai kebergunaan (usability) dan coba menuangkannya secara singkat di sini.
Definisi kebergunaan (usability) dari Wikipedia:
Jakob Nielsen dalam artikel 10 Usability Heuristics for User Interface Design menulis 10 heuristik kebergunaan (usability):
Redd Horrocks mengulas pelajaran yang diperolehnya dari buku Steve Krug dalam artikel 10 Usability Lessons from Steve Krug’s Don’t Make Me Think, yakni:
Dr. Peter J. Meyers dalam artikel 25-point Website Usability Checklist memaparkan refleksi dari pengalamannya melakukan praktik di bidang kebergunaan (usability), yakni:
Vitaly Friedman dalam artikel Principles Of Effective Web Design menjelaskan pemikirannya tentang hubungan antara kebergunaan (usability) dengan desain web, yakni:
Sejumlah ringkasan artikel atau post di atas hanya merupakan lintas gagasan yang menurut saya penting dibaca bila Anda ingin mendalami kebergunaan (usability).
Salah satu konsep pokok yang saya peroleh setelah membaca sejumlah tulisan tersebut adalah semua upaya pembuatan dan pemeliharaan program, aplikasi, desain, dan konten di web, unsur seharusnya berujung pada hal yang utama, yaitu pengguna (user).
Saya mencoba menelusuri beberapa bacaan tentang dasar atau prinsip mengenai kebergunaan (usability) dan coba menuangkannya secara singkat di sini.
Definisi kebergunaan (usability) dari Wikipedia:
Kebergunaan (usability) adalah kemudahan untuk menggunakan dan mempelajari objek buatan manusia. Bentuk objek yang dipakai dapat berupa aplikasi perangkat lunak, website, buku, alat, mesin, proses, atau apapun yang melibatkan interaksi manusia dengan objek tersebut.Jakob Nielsen, salah seorang ahli kebergunaan, mendefinisikan kebergunaan (usability) sebagai:
Kebergunaan (usability) adalah atribut kualitas yang menilai seberapa mudahnya tampilan antarmuka (user interface) digunakan. Kata "kebergunaan (usability)" juga mengacu pada metode untuk meningkatkan kemudahan penggunaan selama proses desain.Berikut ini beberapa prinsip dan pelajaran yang ditulis oleh mereka yang menekuni dunia konsep dan praktik kebergunaan (usability).
Jakob Nielsen dalam artikel 10 Usability Heuristics for User Interface Design menulis 10 heuristik kebergunaan (usability):
- Visibilitas status sistem (Visibility of system status).
- Pertandingan antara sistem dan dunia nyata (Match between system and the real world).
- User control and freedom (User control and freedom).
- Konsistensi dan standar (Consistency and standards).
- Pencegahan kesalahan (Error prevention).
- Pengakuan bukan mengingat (Recognition rather than recall).
- Fleksibilitas dan efisiensi penggunaan (Flexibility and efficiency of use).
- Desain estetika dan minimalis (Aesthetic and minimalist design).
- Membantu pengguna mengenali, mendiagnosa, dan memulihkan dari kesalahan (Help users recognize, diagnose, and recover from errors).
- Bantuan dan dokumentasi (Help and documentation).
Redd Horrocks mengulas pelajaran yang diperolehnya dari buku Steve Krug dalam artikel 10 Usability Lessons from Steve Krug’s Don’t Make Me Think, yakni:
- Kebergunaan memiliki arti bahwa seorang yang punya kemampuan atau pengalaman rata-rata dapat memakai teknologi sesuai tujuan yang telah ditetapkan tanpa merasa frustasi (Usability means making sure something works well, and that a person of average ability or experience can use it for its intended purpose without getting hopelessly frustrated).
- Aplikasi-aplikasi web seharusnya bisa menjelaskan diri mereka sendiri (Web applications should explain themselves).
- Jangan membuat saya berpikir (Don’t Make Me Think).
- Jangan buang waktu saya (Don’t waste my time).
- Para pengguna masih lekat dengan tombol-tombol kembali mereka (Users still cling to their back buttons).
- Kita adalah makhluk dari kebiasaan-kebiasaan kita (We’re creatures of habit).
- Tidak ada waktu untuk bercakap-cakap sebentar (No Time for Small Talk).
- Jangan kehilangan pencarian (Don’t lose search).
- Kita membentuk mental dari peta situs (We form mental site-maps). Buatlah mudah untuk pulang (Make it easy to go home).
Dr. Peter J. Meyers dalam artikel 25-point Website Usability Checklist memaparkan refleksi dari pengalamannya melakukan praktik di bidang kebergunaan (usability), yakni:
- Kelayakan waktu memuat dari situs (Site Load-time Is Reasonable).
- Kesesuaian antara teks dengan kontras latar belakang (Adequate Text-to-Background Contrast).
- Ukuran huruf / spasi mudah dibaca (Font Size/Spacing Is Easy to Read).
- Penggunan Flash & Add-ons secara hemat (Flash & Add-ons Are Used Sparingly).
- Gambar memiliki ALT Tags yang tepat (Images Have Appropriate ALT Tags).
- Situs memiliki halaman khusus Not found/404 (Site Has Custom Not-found/404 Page).
- Penempatan logo perusahaan mencolok (Company Logo Is Prominently Placed).
- Tagline menjadikan tujuan perusahaan diketahui secara jelas (Tagline Makes Company's Purpose Clear).
- Halaman beranda dapat dipahami dalam waktu 5 detik (Home-page Is Digestible In 5 Seconds).
- Arah yang jelas mengenai informasi perusahaan (Clear Path to Company Information).
- Arah yang jelas mengenai informasi kontak (Clear Path to Contact Information).
- Navigasi utama mudah diidentifikasi (Main Navigation Is Easily Identifiable).
- Label navigasi jelas dan singkat (Navigation Labels Are Clear & Concise).
- Proposionalitas pada jumlah tombol / link (Number of Buttons/Links Is Reasonable).
- Logo perusahaan terhubung dengan halaman beranda (Company Logo Is Linked to Home-page).
- Link-link konsisten dan mudah diidentifikasi (Links Are Consistent & Easy to Identify).
- Pencarian situs mudah diakses (Site Search Is Easy to Access).
- Judul utama jelas dan deskriptif (Major Headings Are Clear & Descriptive).
- Konten yang penting ditempatkan di atas (Critical Content Is Above The Fold).
- Konsistensi gaya dan warna (Styles & Colors Are Consistent).
- Bentuk penekanan (cetak tebal, dll.) digunakan secara hemat (Emphasis (bold, etc.) Is Used Sparingly).
- Samarnya iklan dan pop-up (Ads & Pop-ups Are Unobtrusive).
- Copy utama yang ringkas dan jelas (Main Copy Is Concise & Explanatory).
- URL bermakna dan mudah dimengerti (URLs Are Meaningful & User-friendly).
- Judul halaman HTML dapat menjelaskan dirinya sendiri (HTML Page Titles Are Explanatory).
Vitaly Friedman dalam artikel Principles Of Effective Web Design menjelaskan pemikirannya tentang hubungan antara kebergunaan (usability) dengan desain web, yakni:
- Jangan membuat pengguna berpikir (Don’t make users think).
- Jangan menyia-nyiakan kesabaran pengguna (Don’t squander users’ patience).
- Kelola dengan fokus terhadap perhatian pengguna (Manage to focus users’ attention).
- Berupaya keras untuk eksposur fitur (Strive for feature exposure).
- Gunakan penulisan yang efektif (Make use of effective writing).
- Berupaya keras untuk kesederhanaan (Strive for simplicity).
- Jangan takut pada ruang putih (Don’t be afraid of the white space).
- Berkomunikasi secara efektif dengan "bahasa yang terlihat" (Communicate effectively with a “visible language”).
- Konvensi-konvensi adalah teman kita (Conventions are our friends).
- Lakukan tes sejak awal, lakukan tes sesering mungkin (Test early, test often).
Sejumlah ringkasan artikel atau post di atas hanya merupakan lintas gagasan yang menurut saya penting dibaca bila Anda ingin mendalami kebergunaan (usability).
Salah satu konsep pokok yang saya peroleh setelah membaca sejumlah tulisan tersebut adalah semua upaya pembuatan dan pemeliharaan program, aplikasi, desain, dan konten di web, unsur seharusnya berujung pada hal yang utama, yaitu pengguna (user).