Setiap orang memiliki identitas. Identitas ini dipakai untuk
mengambarkan dan mengenalkan diri kepada orang lain. Identitas ini dapat berbentuk
demografis dan psikografis.
Bebarapa contoh di antaranya adalah: “Saya asli orang Jawa Tengah”, “Saya
orang yang paling gemuk di antara teman-teman saya”, “Saya tinggal di
lingkungan yang penuh dengan orang-orang yang profesinya berdagang”, “Saya beruntung
pernah tinggal dan bersekolah studi di Amerika”, “Saya orang yang sabar”, atau “Saya
merasa belum pernah melakukan hal penting bagi banyak orang.”
Bila Anda berulangkali menyatakan identitas tersebut, tanpa Anda
sadari, hal tersebut jadi bagian dari sistem kepercayaan (belief system) diri Anda. Ini tentu bisa juga datang dari luar diri Anda, dari orang
lain yang berpendapat atau mendeskripsikan sesuatu yang mereka kenali dari diri Anda. Bila ini terjadi terus-menerus maka lama-kelamaan akan terbit keyakinan dalam diri Anda bahwa Anda adalah seperti yang Anda atau orang lain ceritakan/katakan.
Bila identitas itu positif, banyak akibat yang menguntungkan Anda. Mungkin ada yang senang berada di dekat Anda karena Anda seorang yang "lucu", "penyemangat", "penggerak". Namun, bila negatif seperti: pemalu, pemarah, mudah menyerah, kurang teliti, atau kurang sabar; maka mungkin Anda akan banyak kehilangan kesempatan yang menguntungkan.
Berhentilah menggambarkan diri Anda dengan kata sifat atau keterangan yang negatif. Atau, coba ini: Anda tentu punya idola, seseorang yang dikagumi dan menjadi teladan Anda. Berpura-puralah menjadi seperti mereka. Tiru bahasa tubuh dan cara berbicaranya, bahkan bila memungkinkan pahami dan gunakan logika/cara berpikir mereka saat merespon suatu hal. Lakukan peran ini selama 3-5 hari. Anda akan memperoleh perasaan dan sudut pandang yang
berbeda setelah mencobanya.